China melaporkan adanya wabah virus human Metapneumovirus (hMPV) sejak 16 Desember 2024. Berdasarkan laporan dari China Center for Disease Control and Prevention (CDC), kasus HMPV meningkat signifikan dalam beberapa minggu terakhir, dengan sekitar 6.2% kasus flu berat yang dirawat di rumah sakit terbukti positif terinfeksi HMPV. Lonjakan kasus flu HMPV ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pihak Kesehatan karena mirip dengan Covid-19.
HMPV merupakan virus yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atas dan bawah. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dan menyerang individu dari berbagai kelompok usia, terutama anak-anak, orang dewasa lanjut, dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala yang ditimbulkan oleh hMPV mirip dengan flu biasa, termasuk batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Dalam kasus yang lebih parah, hMPV dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.
Meskipun kasus hMPV meningkat, tidak ada vaksin yang tersedia secara umum untuk mencegah infeksi. Penularan virus ini melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin, dan kontak atau paparan dengan lingkungan yang terkontaminasi. Penanganan kasus hMPV terutama melibatkan perawatan simtomatis dan pencegahan penyebaran melalui kebersihan tangan yang baik dan menjaga jarak dari orang yang sedang sakit. Pemerintah China dan organisasi kesehatan internasional, seperti WHO, sedang memantau situasi dengan ketat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Secara keseluruhan, meskipun lonjakan kasus hMPV di China menimbulkan kekhawatiran, langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat dapat membantu mengendalikan penyebaran virus ini. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Indonesia, drg Widyawati, MKM melaporkan saat ini belum ada kasus hMPV di Indonesia (4/1/2025). Masyarakat dianjurkan untuk tetap waspada dan mengikuti pedoman kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI.